Butir soal Maharah Kalam

PEMBAHASAN
Pengertian Kalam
Keterampilan berbicara (maharah al-kalam) sering disebut dengan istilah ta’bir. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan penekanan,  dimana (maharah al-kalam) lebih menekankan kepada kemampuan lisan, sedangkan ta’bir disamping secara lisan juga dapat di wujudkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena dalam pembelajaran bahasa arab ada istilah ta’bir syafahi (kemampuan berbicara) dan ta’bir tahriri (kemampuan menulis), keduanya memiliki kesamaan secara mendasar, yaitu bersifat aktif untuk menyatakan apa yang ada dalam pikiran seseorang.
Dalam memulai latihan berbicara, terlebih dahulu didasari oleh kemampuan mendengarkan, kemampuan penguasaan kosakata dan keberanian mengungkapkan apa yang yang ada dalam pikirannya.
Menurut aliran komunikatif dan pragmatik, keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak berhubungan sangat kuat. Interaksi lisan di tandai oleh pendengaran yang kuat atas informasi yang diterima. Dalam komunikasi ini dibutuhkan seorang pembicara yang mampu mengasosiasikan makna, mengatur intonasi dan irama pembicaraan agar interaksi tersebut terwujud dengan baik, siapa harus mengatakan apa, kepada siapa, kapan, dan tentang apa.
Dalam konteks komuniksi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta atau pesan (message). Warta atau pesan terbentuk oleh informasi yang disampaikan oleh sender, dan message merupakan object dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan itu merupakan reaksi dari penerima pesan.
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan kketerampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi yang bertujuan untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkan untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah dan lain-lain.
Tujuan pembelajaran kalam
Tujuan daripembelajaran kalam (keterampilan berbicara) mencakup beberapa hal antara lain sebagai berikut:
1. Kemudahan berbicara
Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mampu mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam kelompok kecil maupun dihadapan pendengar umum yang lebih besar jumlahnya. Para peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.
2. Kejelasan
Dalam hal ini peserta didik bebicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan baik. Agar kejelasan dalam berbicara tersebut dapat dicapai, maka dibutuhkan berbagai macam latihan terus menurus dan variatif. Latihan tersebut bisa melalui diskusi, pidato, dan debat. Karena dengan latihan seperti ini akan dapat mengatur cara berfikir seseorang dengan sistematis dan logis.
3.Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan di pikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya pada saat itu. Latihan demikian akan menghindarkan seseorang dari berbicara yang tidak bertanggung jawab atau bersilat lidah yang menegelabuhi kebenaran.
Membentuk pendengaran yang kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan keterampilan menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program pembelajaran ini. Disini peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata yang telah diucapkan, niat ketika mengucapkan, dan tujuan dari pembicaraan tersebut.
4. Membentuk pendengaran yang kritis
Kebiasaan berbicara bahasa arab tidak dapat dicapai tanpa ada niat yang sungguh-sungguh dari peserta didik itu sendiri. Kebiasaan ini bisa diwujudkan melalui interaksi dua orang atau lebih yang telah disepakati sebelumnya, tidak harus dalam komunitas besar. Dalam menciptakan kebiasaan berbahasa arab ini yang dibutuhkan adalah komitmen, ini bisa di mulai dari diri sendiri, kemudian komitmen ini berkembang menjadi kesepakatan dengan orang lain untuk berbahasa arab secara terus menerus



BUTIR-BUTIR SOAL MAHARAH KALAM
Tes pengucapan
Pengusaan terhadap unsur bunyi bahasa Arab tidak hanya terbatas kepada pengucapan  dan pelafalan saja tetapi juga penguasaan terhadap tekanan dan intonasinya.
 Menirukan
Guru memilih kata-kata yang memiliki kemiripan bunyi. Siswa memperhatikan kata-kata yang diucapkan guru atau diperdengarkan melalui rekaman. Guru meminta siswa untuk mengulangi kata-kata yang diucapkan atau diperdengarkan tersebut.
Fungsi : mengukur kemampuan siswa dalam melafalkan huruf bahasa Arab dengan baik    dan benar.
Tirukan kata-kata yang anda dengar .
-  صال – سال  
عمل -  أمل
طين  -  تين
كلب  -  قلب

(2) Tirukan kalimat berikut
a. - باء بطة نطت نطة وقعت ضحكت منها القطة
“seekor itik melompat-lompat dan jatuh, lalu si kucing mentertawakannya”
. Menguji siswa dalam pengucapan bunyi ط
- لكلّ مقام مقال ولكلّ مقال مقامb.
“setiap tempat mempunyai perkataan masing-masing, dan untuk setiap perkataan memiliki tempat masing-masing”
Menguji siswa dalam pengucapan bunyi ق
Dalam bentuk tes ini, kalimat yang digunakan tidak begitu panjang yang dapat membuat siswa sulit mengikuti pelajaran. Tes ini hanya berfokus pada pelafalan satu bunyi dalam satu kalimat.

1.1.2 Tekanan dan intonasi
Guru memilih beberapa kalimat yang mempunyai tekanan dan intonasi dalam pelafalannya (misal, kalimat tanya, kalimat seru, pernyataan, dll). Siswa mendengarkan beberapa kalimat, dan guru memintanya untuk mengulangi kalimat yang ia dengar. Ini adalah salah satu jenis tes “menirukan”.
 (1) Dengarkan dan tirukan kalimat berikut.
هَلْ اَنْتَ سَائِقٌ؟
يَا تِلْمِيْذُ، اُكْتُبْ هَذَا الْدَرْسَ!
قَرَأَتُ الْمَجَلَةَ فِيْ غُرْفَةِ الْجُلُوْسِ   (2) Baca kalimat berikut sesuai dengan petunjuk
صباح الخير (تحية ودية)
صباح الخير (استنكرولوم)
صباح الخير (استهزاء)
الويل لك! سأعاقبك


1.1.3 Membaca dari hafalan/ingatan
Guru meminta siswa untuk membaca apa yang sudah dihafalnya dari Al-Quran atau bacaan buletin atau puisi atau dialog pelajaran, di mana tes yang dipilih adalah berfokus pada bunyi huruf tertentu.
(1) Bacalah surah Al-Asr (yang sudah dihafal)
Murid membaca :
 وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
 Fungsinya di sini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pengucapan bunyi ص.
Terletak pada kata: عصر - صالحات - تواصوا - تواصوا – الصبر
Catatan : Seluruh bunyi konsonan maupun vokal Arab dapat dipelajari melalui bacaan al-qur’an. Salah satunya dalam Surah Al-Fatihah mengandung 41,79 % bunyi konsonan dan vocal Arab.

1.1.4 Melengkapi
Guru memberikan soal berupa kalimat yang belum lengkap, kemudaian siswa diharuskan untuk melengkapi kalimat tersebut. Butir-butir soal yang akan diujikan oleh penguji haruslah detail, sehingga siswa dapat melengkapi kata yang kurang berdasarkan suara (Ashwat) ang akan diuji.



       Contoh :
       Sempurnakanlah kalimat berikut dengan kata yang sesuai !

سافرت من اليابان إلى واشنطن جوًا ب........
الجواب : (الطائرة)
       Ini untuk menguji suara (ط)
Dan hal yang lebih utama dalam tes ini sebaiknya menggunakan perekam suara untuk merekam suara siswa, sehingga memudahkan dalam proses evaluasi dan pengoreksian.

1.1.5 Menggunakan bagan/gambar penjelas
Ada kesamaan tes menggunakan metode bagan/gambar ini dalam evaluasi maharah kalam dan mufrodat. Perbedaannya yaitu dalam evaluasi maharah kalam yang diuji adalah cara mengucapkannya, sedangkan dalam evaluasi mufrodat yang diuji adalah ingatan tentang mufrodatnya
Contoh :
Sempurnakanlah kalimat dibawah dengan cara mengucapkan kata yang sesuai dengan gambar/bagan !





الكلب يجري خلف........
الجواب: (القط)
Ini untuk menguji suara (ق) dan (ط)





إذا أضفنا خمسين إلى عشرين يصير لدينا........

الجواب: (سبعون)
Ini untuk menguji suara (ع) dan (واو المد)


1.1.6 Membedakan dan melafalkan
Siswa diberikan beberapa kata yang harus diselesaikan dengan dua cara, yang pertama dengan mendefinisikan kata-kata yang berbeda tersebut, dan yang kedua mengucapkan kata tersebut sesuai susunannya dengan kata-kata yang lain atau sesuai perintah.
Contoh :
Buanglah kata yang tidak mirip susunannya dengan kata-kata yang lain !
قطوف – صفوف – دفوف – عريف
Yang dibuang adalah (عريف)
شهيد – سيَّد – دليل – عظيم
Yang dibuang adalah (سيَّد)


1.1.7 Membaca dengan nyaring
Ujian seperti ini memungkinkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mengucapkan kata pada saat membaca. Jenis ujian seperti ini digunakan bagi siswa yang sudah dianggap mampu untuk membaca teks Arab, dan tidak disarankan menggunakan metode ini bagi mubtadi’iin (pemula). Dan haruslah ditentukan apa saja yang akan diuji, misalnya intonasi, waqaf, nabr dll. Yang perlu diingat adalah dalam netode ini ang dinilai bukanlah bacaannya, melainkan cara pengucapannya.

2.1 Menguji Tarakib Secara Lisan
Latihan menguji tarakib termasuk pola yang bermanfaat yang memungkinkan untuk dimasukkan kedalam butir-butir soal untuk pencapaian seorang siswa dalam maharah kalam. Dan ini termasuk bentuk murajaah dari tarakib yang sudah dipelajari pastinya di dalam kitab yang telah ditentukan. Dan seharusnya sebelum siswa itu memulai menjawab kita harus memberikan mereka dua contoh atau tiga contoh dalam bentuk jawaban yang diinginkan, kemudian setelah itu mereka kita beri stimulus agar mereka dapat menjawab secara lisan.
التحويل (Merubah)
Soal dengan jenis ini bisa digunakan dalam beberapa bentuk, misalnya merubah dari bentuk positif (itsbat) ke bentuk negatif (nafi),  pernyataan ke kalimat tanya, dari mudlori’ ke madhi atau amr, dari mufrad ke mutsanna atau jama’, dan lain-lain.
مثال (1) : انف ما يأتي:
أ) ذهبت إلى الطبيب أمس
   الجواب: لم أذهب إلى الطبيب أمس
ب) سنسافر في عطلة الربيع
   الجواب: لن سنسافر في عطلة الربيع
Keterangan: soal ini berfungsi untuk melatih siswa agar dapat membedakan antara kalimat positif dan kalimat negtif.

مثال (2): حول العبارة إلى استفهام
أ)  أديت الحج مرة واحدة فقط.
   الجواب: هل أديت الحج مرة واحدة فقط؟
ب) ما جاء أمس.
   الجواب: أما جاء أمس؟
Keterangan: soal jenis ini berfungsi untuk melatih siswa agar dapat merubah kalimat pernyataan menjadi kalimat pertanyaan.
 الربط)) Menghubungkan
Hubungkanlah dari setiap dua kalimat berikut
Menghubungkan disini adalah siswa diberikan beberapa kalimat yang kemudian dihubungkan dengan kata hubung/sambung yang sesuai.
أمثلة: أربط كل جملتين مما يأيي:
   أ) ((حافظ خان)) لا يتكلم العربية
يحفظ القرأن
الجواب: حافظ خان لا يتكلم العربية لكنه يحفظ القرأن
ب) موسى مريض
   يقابل الطبيب إنشا الله
الجواب: موسى مريض وسوف يقابل الطبيب إنشا الله
ج) قرأت كتابا ((فيليب حتي))
((فيليب حتي)) أساء إلى الإسلام
(يمكن الإشارة في السؤال إلى أدة الربط المطلوب استعمالها)
Keterangan: soal ini berfungsi untuk menguji siswa dalam memberikan kata hubung yang sesuai dengan konteks kalimat yang ada.
((الإستبدال Mengganti
مثال: إستبدال مع تغيير ما يلزم
سوف نبدأ الدراسة غدا                                                                (الأسبوع القادم)   أ)
سوف نبدأ الدراسة الأسبوع القادم                                                     (العمل) ب)
سوف نبدأ العمل الأسبوع القادم                                                       (العطلة) ج)
د)         .............................                                                       (بعد أسبوعين)
ه)        ..............................                                                
Keterangan: soal ini berfungsi untuk melatih siswa agar mampu mengganti dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
4. Soal dan Jawaban ( السؤال والجواب)
د) السؤال والجواب
مثال: أ) هل من الأفضل اعتذار إليه؟
       الجواب: (نعم، حبذا لو اعتذار إليه)
     ب) هل من الضروري شراء ملابس ثقيلة؟
       الجواب: (نعم، يجب علينا شراء ملابس ثقيلة)
Keterangan: soal ini berfungsi untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab pertanyaan dan jawaban yang diutarakan harus sesuai dengan pertanyaan yang disajikan.

Mendeskripsikan penjelasan (وصف الشرائح)
Memberikan beberapa bentuk penjelasan kepada siswa berupa informasi yang mengandung kebudayaan, maupun peradaban. Terdapat sebuah gambar yang harus dideskripsikan oleh siswa sesuai dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru.
يقدم المثير هنا في شكل شرائح تتضمن معلومات عن الثقافة والحضارة العربية والإسلامية :
مثير : شريحة تمثل منظرا للحجيج في مكة.

 أ )  أين هذه الصورة ؟ . . .
 الجواب : في مكة المكرمة.
ب)  ما إسم البناء الذي يطوف حوله الناس ؟ . . .
 الجواب : إسمه الكعبة المشرفة.
ج )  ما إسم الدين الذي ينتمي إليه هؤلاء الناس، و ماذا نسمي هؤلاء الناس ؟ . . .
الجواب : دين الإسلام، حجاج / مسامون
د )  ما اسم القماش الذي يغطي الكعبة ؟ وما لونه ؟
الجواب : أستار الكعبة، واللون أسواد.

Menampilkan suatu kegiatan / perbuatan (سرد نشاط أو أفعال)
Terdapat siswa yang ditunjuk untuk memperagakan suatu kegiatan atau perbuatan di depan kelas sementara siswa-siswa lainnya memperhatikan dengan saksama. Setelah memperhatikan, siswa-siswa tersebut diminta untuk mendeskripsikan apa yang diperagakan oleh siswa tadi.
يقوم أحد الدارسين بأداء بعض الأفغال أو الحركات، ثم يطلب المدرس من دارس أخر أن يلاحظ ما يفعله زميله ومن ثم يقوم يوصف ما فعله (يفعله) زميله.
  مثل :
أ )  علي نهض (ينهض) وافقا.
ب)  ثم أخرج (يخرج) منديلا من جيبه.
ج )  أعطي (يعطي) المنديل لأحمد.
د )  الأن (يتجه) اتجه ناحية باب الصف.
    . . . .
Menampilkan kisah bergambar (سرد قصة مصورة)

Para siswa diberikan suatu gambar dan diminta untuk mempelajarinya. Setelah itu para siswa diminta untuk menceritakan kembali kisah yang terdapat dalam gambar atau kumpulan-kumpulan gambar tersebut, dan nilai yang diberikan sesuai dengan kadar kelancaran secara umumnya, penggunaan mufrodat, dan penghayatan, detail pendeskripsiannya atau penampilannya.
تقدم للدارس صورة و يطلب من دراستها، و من ثم يقوم بحكاية القصة التي تعبر عنها الصورة أو مجموعة الصور. وتعطي الدرجات على أساس الطلاقة العامة، واستخدام المفردات وسلامة التعبير ودقة الوصف أو السرد.
مثال :
أنظر إلى سلسلة الصور التي أمامك واسرد قصتها. ابدأ بعد الجملتين : في يوم من اليام رأي غراب جرة فيها ماء، كان هاذ الغراب يشعر بالعطش الشديد . . .


مقابلة (Wawancara)
Wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan untuk menilai kompetensi berbicara seseorang dalam suatu bahasa, khususnya bahasa asing yang dipelajarinya. Kegiatan wawancara dilakukan oleh seorang penguji atau lebih terhadap peserta uji. Dalam melakukan wawancara, seorang penguji seharusnya menciptakan situasi yang kondusif agar peserta uji merasa tenang, bebas, tidak merasa tertekan dan tidak merasa diinterogasi.
    Contoh butir soal:
الصحة – المرض (المستشفى)
هل بيتك قريب من المستشفى؟ -
هل زرت طبيبا خلال الأسبعين الماضيين؟ -
أي طبيب زرت؟ -
لماذا؟ -
هل تشتري الدواء أم يصرف لك مجانا؟... الخ -

الأطعمة (الإفطار)
هل تناولت الإفطار؟ -
متى تناولته؟ -
ماذا تناولت فيه؟ -
من تناول معك الإفطار؟ -
أين تناولته؟ -
ماذا تفضل في وجبة الإفطار عادة؟...إلخ -

Hal-hal yang perlu direncanakan sebelum melaksanakan wawancara adalah:
موضوعات المقابلة (Tema-tema wawancara)
Dalam pelaksanaan wawanara hendaknya dipersiapkan suatu tema atau topik tertentu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman peserta uji, misalnya berkaitan dengan perkenalan (التعارف), makanan (الأطعمة), sekolah (المدرسة) dan lain-lain. Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memilih materi wawancara adalah teks bahasa Arab yang sudah dipelajari siswa.
خطة التصحيح (Perencanaan dalam menilai)
Alat penilaian yang perlu dipergunakan perlu disiapkan sebelum wawancara dimulai. Pewawancara perlu menyiapkan seperangkat alat dan teknik penilaian yang disepakati bersama. Penilaian itu sendiri diberikan setelah wawancara selesai. Akan tetapi, selama berlangsung wawancara, penguji telah mencatat nilai masing-masing komponen yang perlu dinilai sesuai dengan kemampuan peserta didik. Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam wawancara meliputi pelafalan kata (النطق), tata bahasa (القواعد), kosakata (المفردات), kelancaran (الطلاقة), pemahaman (الفهم)


Menggunakan Gambar cerita
Gambar cerita adalah gambar yang membentuk sebuah cerita. Ia mirip komik atau buku gambar tanpa kata.  Gambar cerita atau buku gambar tanpa kata bervariasi tingkat komplesitasnya dari yang sederhana dan mudah dikenali sequensialnya sampai yang abstrak. Gambar cerita berisi suatu aktifitas, mencerminkan maksud atau gagasan tertentu, bermakna, dan menunjukkan situasi konteks tertentu. Setelah siswa diberi gambar, siswa diminta untuk bercerita sesuai dengan urutan gambar. Kemudian siswa diberi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan gambar.
Contoh: gambar hasan sakit gigi

لماذا ينظر حسن في المرأة؟
في أي جانب من الوجه يشعر بهذا الألم؟
إلى أين ذهب؟
كيف ذهب
ماذا تعني الممرضة بالإشارة بأصبع واحدة
Tema yang singkat
Guru memberikan beberapa kartu, dalam kartu tersebut terdapat tiga atau empat tema kemudian siswa diminta untuk berbicara tentang tema tersebut secara singkat. Contoh:
كنت و صديق لك في طريقكما لزيارة صديق اخر إذ هبرياح شديدة وهطلت أمطر
غزيرة وكنتما على مسافة قصيرة من البيت.ماذا تقول لصديقك؟
Tanggapan pendek
Contoh:

هل تمانع إذا جلست بجوارك؟
الإجابة: (تفضل، بكل سرور، بالتأكيد...إلخ)
Bermain peran
Guru memberikan cerita tentan suatu kejadian atau peristiwa. Setelah itu guru membagikan peran yang ada dalam cerita kepada siswa. Kemudian siswa diminta untuk memerankannya. Dalam hal ini siswa dapat berbicara bebas sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Contoh:
فاطمة تسكن مع أبيها وزوجته التى تكره فاطمة. تأتى فاطمة ذات يوم متأخرة وقد حذرتها
زوجة ألأب من قبل. ماا ستقول الزوجة، وماذا ستقول فاطمة لكنه يخشى سطوة زوجته؟
Nada gambar
Siswa diberi gambar kemudian diminta untuk mendeskripsikan gambar tersebut  dalam bentuk percakapan.
Contoh: gambar mobil pemadam kebakaran

 الطالب الأول: أظن أن سيارة المطافئ في طريقها إلي حريق كبير.
الطالب الثاني: أين؟
الطالب الأول: في المنطقة السكينة (الجديدة)
الطالب الثاني: ولكنه ليس حريقا كبيرا.
الطالب الأول: كيف عرفت ذلك؟
الطالب الثاني: توجد سيارة واحدة فقط إلي الحريق.
الطالب الأول: ولكن ربما تأتى السيارة الأخرى.
الطالب الثاني: أسأل الله ألا يكون عدد الضحايا كبيرا
الخ....

Memperdengarkan teks
Siswa dibacakan teks dalam bahasa lain kemudian diminta untuk menceritakan kembali dalam bahasa arab.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori kenabian menurut filosof dan sufi